kamashoot

kamashoot

Monday, May 7, 2012

part 2


-c- Pada tengah malam saat aku tertidur, karena menunggu telponnya yang tak kunjung datang. Suara dari telpon genggamku yang nyaring membangunkan tidurku.
“aishhh~ siapa yang meneleponku tengah malam seperti ini?” keluhku
“yeoboseyo?” kataku malas
“hey! Jangan begitu~ bangun! Aku ingin mendengar suaramu!” bentaknya. Dalam sekejap aku terbangun
“Yongguk?” tanyaku heran
“iya~ hehehe” terdengar ia sedang terkekeh
“aku kira kau tak akan menelponku” kataku
“hahaha~ maaf aku baru saja selesai latihan. Simpan nomorku ini ya!” serunya
“ne~  bagaimana latihanmu?” tanyaku
“seperti biasa sangat melelahkan”
“ayolah~ jangan pernah anggap latihanmu adalah suatu yang melelahkan anggap saja itu hal yang sangat menyenangkan dan kau akan menikmatinya perlahan” kataku menyemangati
“Ne! Akan ku ingat kata-katamu!” serunya
tak terasa aku menghabiskan sepanjang malamku hari ini bercengkrama bersamanya. Dan saking lelahnya aku dan dia tertidur. Entah siapa yang lebih tertidur lebih dulu namun, aku merasa sangat bahagia.

Keesokan harinya…
Seperti biasa aku ditinggal sendiri dirumah. Omma dan Appa pergi keluar kota untuk menyelesaikan urusan kantor. Pagi ini aku berniat untuk sekedar lari pagi untuk menghilangkan rasa bosan. Saat aku membuka pintu gerbang rumahku, berdiri sesosok namja yang aku kenal.
“Yongguk?” tanyaku heran
“ahk~ ne~ Minyoung~” sapanya ramah sambil tersenyum
“kenapa kamu disini?”
“aku… aku… hanya… hanya ingin melihatmu” katanya sambil tersenyum malu. Kata-katanya tadi berhasil membuat wajahku memerah seketika.
“me.. me lihatku?” tanyaku terbata-bata
“ne~ na bogoshipoyo~” ia dengan cepat menarik tanganku dan mendekapku kedalam pelukannya. Dan aku yang terkejut hanya bisa terdiam kaku.
“aku sangat merindukanmu Minyoung” katanya sambil mengeratkan pelukannya
“bagaimana dengan latihanmu?” tanyaku. Tiba-tiba ia melepas pelukannya
“aku bosan latihan aku ingin berjalan-jalan hari ini” katanya enteng.
“jangan pernah membolos latihan lagi.” Kataku
“aku tak membolos aku hanya pergi berjalan-jalan sebentar” katanya
“jika kau tak mau latihan, aku tak akan pernah menerima telponmu lagi” kataku ketus
“hei~ jangan begitu. Sepertinya kau ingin lari pagi. Mari aku temani kau lari pagi.” Katanya mengalihkan pembicaraan seraya menarik tanganku. Aku yang tak tahu harus berbuat apa hanya mengikutinya.
Sepanjang lari pagi, aku melihatnya begitu bahagia. Sangat terbuka dan ceria, kami bercanda dan tertawa bersama seperti tak ada beban. Karena hari sudah beranjak siang dan aku belum makan, aku memutuskan untuk mengajaknya pulang.
“Yongguk, aku lelah aku ingin pulang” kataku
“ah… padahal aku ingin terus bersamamu~ aku sangat nyaman bersamamu seperti ini” katanya
“kita masih bisa bertemu besok, kan?” kataku
“baiklah, aku akan mengantarmu pulang.”
“tidak, tidak usah aku bisa pulang sendiri lagi pula aku ingin membeli sesuatu” kataku menolak
“oh begitu.. baiklah...” katanya pasrah
“ne~ annyeong Yongguk~ hati-hati dijalan~” kataku sambil menjauh. Tapi tiba-tiba ia memelukku lagi. Tapi kali ini terasa sangat hangat.
“maukah kau menjadi pacarku?” bisiknya ditelingaku.
“a.. aku.. aku… kita… baru saja bertemu.. jadi.. aku belum begitu mengenalmu. Biarkan aku mengenalmu lebih jauh..” kataku terbata-bata. Aku baru sadar bahwa Yongguk adalah orang yang sangat cepat dan tak terduga dalam segala hal.
“tak perlu~ aku tak suka menunggu~ aku tak ingin menunggu lebih lama” katanya
“aku punya banyak kelemahan…” kataku
“apapun kekuranganmu aku terima, aku tidak bisa terlalu lama memendamnya, aku menerimamu apa adanya. Aku jatuh cinta padamu saat kau mengelus rambutku, saat kau tersenyum padaku, saat kau menyemangatiku kau sangat mirip Ommaku Youngmin” katanya meyakinkanku. Mendengar kata-kata tadi aku percaya bahwa Yongguk sangat mencintaiku. Begitu pula aku, yang kini percaya bahwa aku sangat mencintai namja dengan suara berat ini.
“ya baiklah.. aku mau…” kataku malu. Ia melepaskan pelukannya dan memandangiku bahagia, sangat bahagia. Lalu ia memelukku lagi. Dan berbisik ditelingaku.
“saranghae minyoung~” bisikannya membuat sekujur tubuhku merinding dan jantungku berdegup kencang.
“ayo lepaskan pelukanmu… kau harus latihan Yongguk~” kataku sambil mencoba melepas pelukannya. Agar aku tak mati akibat detak jantungku yang begitu kencang.
“panggil aku Oppa dan aku akan melepaskan pelukanku” katanya jahil. Karena tak tahu harus berbuat apa, aku turuti permintaannya
“oppa~ lepaskan aku hampir mati kekurangan oksigen~” kataku
“ne~ jagiya~” ia melepas pelukannya sambil tersenyum bahagia
“nanti malam angkat telponku~” katanya
“ne oppa~ sebaiknya kau konsentrasi pada latihanmu… dan jaga kesehatanmu”
“tentu! Sekarang aku pergi latihan! Bye~ BABY~ ” jawabnya mantap sambil pergi menjauh
“bye~” seperti yang sebelumnya ia berbalik lagi dan kali ini mengecup dahiku
“bye~” bisiknya. Tindakannya tadi sudah membuat wajahku seperti kepiting rebus sekarang. Dan kali ini dia benar-benar pergi.
-cont-

Friday, May 4, 2012

Secret Love (Fan Fiction)


Amudo mollae saranghae
Amudo mollae saenggakhae

Sesange neowa naman
Algo inneun sarang

Haru jongil neol gieokhae

Haru jongil neol saranghae

Gamogirado joha

Neo hana neoman isseumyeon sara

Nugunga 
Arachae beorilkka mam pyeonhi mot georeo danineun gangnamgeori

Eoduun bam

Garodeung neonsainmani uri saireul chukbokhaneun i kkori gaseum apeuda

Manheun saramdeul apeseoneun bangaun mal

Dan hanmadi mot geonneneun na

Aeteutae gamseongiran teulboda iseongiran teurane gatyeobeorin uriga

Sudah setahun aku dan Yongguk oppa menjalani cinta tersembunyi ini. Aku dan dia selalu menyanyikan lagu ini setiap kita bertemu. Dan aku selalu menangis setiap kami melantunkannya bersama, dan dia hanya akan menutup mata dan memeluk erat tubuhku hangat sambil berkata “semua akan baik-baik saja”. Kami bertemu hanya sebulan sekali dan selalu diam-diam agar tak satupun dari fans Yongguk mengetahuinya. Seperti biasa ia akan menggunakan jaket yang menutupinya hingga bagian leher dan tidak lupa ia menggunakan kacamata beserta topi kupluk kesayangannya. Untung saja hingga detik ini tak ada satupun fansnya mengetahui penyamarannya.

Flashback

Pluk! “Agh!” suara seseorang saat aku melempar botol bekas minuman kalengku ke pinggir sungai. Saat aku menghampiri sumber suara, ternyata disana ada sosok seorang namja yang sedang menggosok kepalanya dan menatapku garang. Sepertinya orang ini baru bangun tidur terlihat dari matanya yang masih berair. Dengan pebuh rasa bersalah aku menghampirinya
“akh, mianhae~”
“sebegitu mudahkah kau meminta maaf padaku?” jawabnya ketus
“maaf benar benar aku tak sengaja melemparnya” jawabku memelas
tapi bukannya kata pengampunan yang diberikan, ia malah melempar balik botol kaleng bekas tadi kekepalaku.
“awww! Sakit! Apa yang kau lakukan?” marahku meluap-luap
“sudah tahu bagaimana rasanya?” jawabnya
“aku kan sudah bilang bahwa itu tak disengaja”
“anggap saja tadi itu aku juga tak sengaja” jawabnya enteng
“aish~ chinca~ “
sudah bersiap-siap ingin kulempar lagi botol itu ke wajahnya, tapi dengan sigap ia menahan tanganku dan menggenggamnya dengan erat, sangat erat hingga sakit rasanya. Dan tak kusadari wajahnya sangat dekat dengan wajahku, dan tatapan kami bertemu. Kita saling diam dan menatap satu sama lain beberapa detik. Dan baru aku sadar bahwa namja ini memiliki kharisma yang sungguh luar biasa, hingga terpaku aku melihatnya. Wajahnya tak tampan juga tak jelek, tapi sangat mempesona.
“bruk!” aku di dorong ketanah begitu saja olehnya
“apa yang kau…!” mulutku dibekap dengan tangannya
“sssssst! Diam” sambil merundukkan badannya dan kini ia menindih tubuhku. Aish~ namja ini keterlaluan, apa yang ia lakukan padaku. Tapi, kemudian ada suara orang menyahut-nyahut sepertinya mencari seseorang.
“Yongguk! Yongguk! Kamu dimana? ayo latihan!” suara seseorang memanggil.
“Sepertinya orang itu mencari namja ini” pikirku
seperti tahu pikiranku, ia langsung menatapku dan seolah berkata
“tolong jangan berteriak! Tolong”
dan entah ada apa, aku hanya diam dan pasrah dibekap dan ditindih olehnya selama beberapa saat, hingga suara tadi menghilang. Dia bangun dan terduduk disampingku.
“syukurlah~” helanya
“apa? Syukur kenapa?” tanyaku penasaran
“akh~ ani~ aniyo” jawabnya
karena aku sangat penasaran akupun mengancamnya
“jika kau tak memberitahuku aku akan memanggil orang tadi untuk menangkapmu” kataku
namun, tak ku sangka ia malah menenggelamkan wajah pada tangannya. Melihat reaksinya aku bersiap bangun untuk mencari orang tadi. Tapi, sebuah tangan mencegahku pergi. Saat aku berbalik bersiap memarahinya, raut wajahnya berubah menjadi sedih. Melihat itu aku langsung duduk kembali keposisi awal, dan mendekatinya.
“jangan, tolong jangan lakukan itu.” Katanya lirih
aku mengelus rambutnya lembut agar membuatnya tenang. Kharismanya tadi hilang seketika, dan terganti oleh duka yang menyelimuti wajahnya sekarang. Dengan lembut aku coba bertanya
“ada apa sebenarnya?”
“aku sudah lelah, aku lelah sekali” jawabnya
sambil terus mengelus rambutnya, aku mencoba bertanya
“ceritakan padaku, mungkin aku bisa membantu”
dengan enggan ia membuka mulutnya
“aku… aku sangat lelah dengan hidup ini. Aku lelah dengan nasibku. Aku lelah dengan hidupku. Aku lelah harus latihan seiap hari demi membantu ekonomi keluargaku. Aku harus berlatih dan berlatih demi menjadi seorang artis. demi merubah keadaan keluargaku” katanya sambil menahan emosi
  “aku mengerti sekarang… tapi, apakah kau punya cita-cita?” kataku
“aku ingin menjadi seorang penyanyi hebat bukan sebagai trainee yang digantung seperti ini” katanya
“seorang penyanyi hebat muncul dari seorang trainee yang tak pernah putus asa, kau tahu?”
“aku sangat tahu itu, tapi tak pernah seorang pun pernah mau menyemangatiku untuk terus berusaha. Aku selalu merasa bahwa semua yang kulakukan sia-sia dan percuma” suaranya mulai bergetar
“jadi kau ingin ada seseorang yang menyemangatimu?” kataku
dan ia hanya mengangguk perlahan. Melihat tingkahnya itu aku jadi sangat iba dan berhenti mengelus rambutnya untuk menahan emosiku. Tapi, tangannya mengambil tanganku dan menaruhnya pada kepalanya lagi.
“jangan berhenti mengelus rambutku, aku sangat nyaman seperti ini” katanya dan aku hanya menurutinya.
“siapa namamu?” tanyanya
“akh, ne~ aku~ namaku Kang Min Young, panggil saja min young, km?” jawabku
“oooh~ minyoung, aku yongguk, Bang Yong Guk” katanya
“maaf tadi aku melempar botol padamu” kataku menyesal
“ah ne~ aku juga maafkan aku” katanya
tidak terasa hari sudah gelap.
“aigoo~ ini sudah jam 8??” kataku
“kenapa? Kau mau pulang?”
“iya~ aku ingin melanjutkan tugasku”
“ooh! Aku antar kau pulang” katanya
“ah~ tidak apa-apa, aku bisa pulang sendiri. Kau juga sebaiknya pulang Yongguk”
“tidak, tidak apa-apa, lagi pula  aku yang menahanmu tadi, kajja!” ajaknya sambil beranjak dari duduknya
kami berjalan menuju rumahku. Dia menggenggam tanganku erat, seolah takut terjadi apa-apa. Kami hanya diam sepenjang perjalanan pulang kerumahku. Sesampainya didepan rumahku.
“sudah, kita sudah sampai” kataku
“akh~ ini rumahmu?” tanyanya sambil melepas tangannya
“ne~ gomawo~” kataku
“iya, sama-sama, eeeeng~ apakah kau sudah punya pacar?” tanyanya malu
“belum, kenapa?” jawabku heran
“tidak, aku hanya takut kalau nanti pacarmu marah kau pergi bersamaku tadi” katanya
“oh~ tidak apa-apa, tidak akan ada yang marah” kataku
“ummm~ jadi~” katanya
“jadi apa?” tanyaku
“aku boleh tahu nomor ponselmu?” katanya
“boleh, untuk apa?”
“aku ingin kau menyemangatiku latihan.” Katanya malu
“ini, telpon saja saat kau butuh semangat!” seruku
“aish~ kau benar-benar baik, oke nanti malam aku telpon” sambil beranjak pergi.
“oke!”
tapi dia berbalik lagi. Dan dengan cepat mencium pipiku.
“bye~” katanya sambil berlari
“…” aku hanya bisa melambai dan tersenyum
“aku tunggu nanti malam” kataku dalam hati
-cont-