kamashoot

kamashoot

Thursday, August 11, 2011

Essay


Ledakan Motor Pulau Dewata


Sepeda motor sebuah alat transportasi yang memiliki dua roda dan dibantu dengan sebuah mesin untuk menjalankannya. Benda bermesin ini mungkin sudah tak asing lagi bagi masyarakat Bali, salah satu sarana transportasi yang memang cenderung mudah di dapat dan bernilai sangat murah, hanya dengan merogoh kocek sebesar 200 ribu rupiah, kita sudah dapat mengkredit sebuah sepeda motor. Di samping itu, sepeda motor juga sangat mudah untuk di kendarai baik oleh orang yang telah lanjut usia maupun orang yang masih duduk di bangku sekolah dasar, lebih-lebih kini telah muncul motor dengan mesin matic yang memang sangat mudah untuk menaiki dan mengendarainya.

Begitu efisiennya sebuah motor hingga membuat masyarakat Bali, kini mulai berperilaku seolah-olah sepeda motor adalah sebuah kebutuhan yang sangat diperlukan. Mulai dari keperluan kantor, atau alat transportasi sehari-hari hingga bisnis adalah salah satu alasan untuk membeli sebuah sepeda motor. Dari lansia hingga anak muda menggunakan barang roda dua ini. Kini, bermacam model dan jenis yang di tawarkan oleh perusahaan motor asing yang membuat masyarakat menjadi berperilaku konsumtif. Perilaku masyarakat yang konsumtif akan sepeda motor kini dalam tingkat yang berbahaya, seperti di ungkapkan oleh Sugeng Sugianto sebagai kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali.

Bayangkan saja sebanyak 1,5 juta sepeda motor ‘berkeliaran’ di Bali. Terlebih lagi, 500unit sepeda motor baru gres dari pabrik tiba di pulau seribu pura ini setiap harinya. Tak heran jika jalan-jalan di Bali kini mulai ramai dan macet karenanya, dapat terlihat bahwa jalan di Bali sudah tak seperti dulu, jalan yang lenggang kini menjadi penuh sesak dengan berbagai macam bentuk dan suara dari alat transportasi ini.

Memang sulit dipercaya tetapi ini benar-benar terjadi, terbukti dari sebuah data dari Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Provinsi Bali, yang membuktikan bahwa data kenaikkan laju pertumbuhan sepeda motor di Bali menunjukkan kenaikkan yang terbilang sangat tidak sedikit. Dalam kurun waktu 12 tahun terakhir kenaikkan pertumbuhan sepeda motor menunjukkan angka 10,01 persen. Sugeng Sugianto mengatakan bahwa pada tahun 1998 kendaraan bermotor di Bali berjumlah 569.305 unit dengan jumlah 436.614 unit sepeda motor. Akhir tahun 2010 meningkat menjadi 1.765.372 unit dengan jumlah sepeda motor 1.509.750 unit. Bagaimana jika angka ini terus meningkat setiap tahun?

Belum lagi, sarana transportasi lainnya yang juga menunjukkan angka kenaikkan yang perlahan namun pasti. Belum lagi lonjakan para pendatang yang mencoba peruntungan mereka di Bali membuat hal ini akan semakin sulit, mengingat bahwa Bali adalah salah satu tempat pariwisata yang sangat menjanjikan. Arus urbanisasi yang belum berjalan sempurna membuat sedikit-demi sedikit pendatang baru yang datang ke Bali akan terus menumpuk dan menyebabkan bertambahnya alat transportasi yang digunakan terutama sepeda motor. Beruntung nilai jual sebuah mobil terbilang tinggi sehingga tak banyak masyarakat yang mempergunakan kendaraan pribadi ini.  Apalagi kini, setiap rumah setidaknya terdapat 1 buah sepeda motor, sebagai alat transportasi. Bagaimana dengan yang memiliki sepeda motor lebih dari 1 terus meningkat dan akhirnya berkembang menjadi sebuah mobil setiap rumah. Faktor-faktor tersebutlah yang sekarang di hadapi oleh pemerintah Bali.


Contoh kecil di sekitar kita, misalnya saja kampus harapan ini setiap harinya. Setiap jam-jam pulang sekolah pasti jalan seputaran sesetan jadi macet karenanya. Terlebih lagi didalam kampus harapan ini, penuh sesak, bising itulah kesan yang terlihat saat tiba jam pulang sekolah. Entah dari orang tua murid maupun dari siswa harapan itu sendiri yang membawa kendaraan beroda dua tersebut masuk ke area kampus harapan. Jika dapat diperkirakan tak kurang dari 200 motor memasuki kampus harapan ini setiap harinya.

Sebuah proyek bus oleh pemerintah Bali menjawab masalah kemacetan yang kini merajahi Bali. Proyek yang akan beroperasi 2 minggu lagi, bus yang bernama bus SARBAGITA ini akan melayani rute sesuai dengan namanya yaitu, Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan. Proyek pemerintah ini di harapkan dapat mengatasi kemacetan di Bali dan mengurangi peningkatan angka sepada motor di pulau dewata ini. Tarif yang di gunakan di harapkan juga dapat mengalihkan minat masyarakat dari penggunaan kendaraan pribadi khususnya sepeda motor, tarif yang di patok adalah 3000 rupiah untuk umum dan 2500 rupiah untuk pelajar.

Proyek pemerintah lainnya yaitu Teknologi ATCS ini merupakan sebuah sistem yang terintegrasi antara kondisi lapangan dan pusat pemantau lalu lintas. Sistem yang mengandalkan kamera CCTV ini dapat memantau kondisi terkini di setiap lampu lalu lintas yang telah terpasang kamera. "Jika ditemukan ada lajur crowded, sementara di lajur lainnya lancar, lewat sistem tersebut, lalu lintas yang mengalami ke-crowded-an diprioritaskan untuk diberi lampu hijau," jelas Santha. Rencananya, kamera CCTV akan dipasang pada lampu lalu lintas rawan kemacetan, seperti Simpang Dewa Ruci, Jalan By Pass Ngurah Rai, dan pertigaan menuju Bandara Ngurah Rai. Proyek yang menelan dana mencapai Rp 6 miliar ini rencananya sudah bisa beroperasi pada Oktober tahun ini.

Jadi, mari kita sebagai masyarakat Bali yang menggunakan jalan raya wajib ikut berpartisipasi dalam pembangunan sarana dan prasarana transportasi dengan membayar pajak dengan bijak dan ikut membantu memperlancar terwujudnya Bali Go Green. Tak hanya itu kita juga wajib mendukung usaha pemerintah dalam memperbaiki kondisi jalanan Bali, semoga usaha yang dilakukan sukses dan membuat Bali kembali menjadi primadona di Negerinya. Dan kita bagi remaja janganlah terlalu berlebihan dalam mengikuti era zaman, pilihlah yang dapat menguntungkan kita, menguntungkan bagi orang lain dan menguntungkan bagi alam.

By : Kamayanti

0 komentar:

Post a Comment